Sidang Majelis Umum PBB Dibuka
193 Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan akan Berpidato dalam Debat Umum Tahunan.
NEW YORK – Hari Selasa (15/9) Perserikatan Bangsa-bangsa memulai
sidang Majelis Umum, yang dibuka oleh Presiden Majelis Umum, Mogens
Lykketoft, dan dihadiri Sekjen PBB, Ban Ki-moon di Markas Besar PBB di
New York.
Prioritas utama sidang ke-70 Majlei Umum PBB adalah
memastikan semua pihak memenuhi janji-janji yang dibuat untuk
pembangunan berkelanjutan. Dalam rangkain sidang itu akan hadir kepala
negara dan kepala pemerintahan dari 193 negara anggota yang akan
menyampaikan pidato dalam debat umum tahunan.
Agenda yang akan
diaangkat pada pertemuan puncak itu meliputi 17 capaian pembangunan
(Development Goals) bBerkelanjutan dan 169 target sebagai piagam untuk
kehidupan manusia di planet Bumi pada abad kedua puluh satu. Mereka akan
mendorong tindakan selama 15 tahun ke depan yang sangat penting untuk
membangun dunia yang lebih adil dan berkelanjutan bagi semua.
Disebutkan, segera setelah KTT dan Debat Umum tahunan, para pemimpin
negara anggota akan datang di Paris untuk konferensi perubahan iklim PBB
atau COP21.
Menghentikan Konflik
Pada pidato itu, Lykketoft
mengingatkan bahwa tidak akan ada pembangunan berkelanjutan tanpa
perdamaian dan keamanan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
"PBB dan negara-negara anggota berkewajiban untuk bekerja sama
mengakhiri perang, bencana dan konflik, paling tidak di dalam dan
sekitar Suriah. Dan kita harus bertindak di sini dan sekarang untuk
mengatasi krisis pengungsi besar dan ledakan akibat konflik yang sedang
berlangsung, dan untuk melindungi hak asasi manusia semua pengungsi ."
Selain beberapa pertemuan tingkat tinggi dan debat tematik, sidang
Majelis Umum Presiden baru itu mengatakan bahwa dia berencana
melanjutkan upaya merevitalisasi kerja Majelis Umum dan mereformasi
Dewan Keamanan.
"Saya akan melakukan semua kegiatan secara
transparan, inklusif dan terbuka," kata Lykketoft meyakinkan. "Adalah
relevan bahwa Saya juga akan terlibat dengan dan melibatkan perwakilan
masyarakat sipil, sehingga pendekatan multi-stakeholder menjadi ciri
khas kepresidenan saya."
Perhatian pada Suriah
Sekjen PBB, Ban Ki-moon mengingatkan bahwa sidang Majelis Umum juga menandai peringatan 70 tahun berdirinya PBB.
"Prinsip-prinsip Piagam ini telah berdiri menghadapi ujian waktu, dan PBB dapat melihat kembali catatan prestasi," katanya.
"Pada saat yang sama, kita tahu bahwa penderitaan tetap meluas di
seluruh dunia. Pikiran saya saat ini terutama pada rakyat Suriah yang di
dalam negeri menghadapi kekerasan mengerikan, dan mereka yang telah
melarikan diri, putus asa mencari tempat yang aman dan kehidupan yang
lebih baik ."
Ban menyerukan sidang Majelis Umum ke-70 menjadi salah
satu kebangkitan kasih sayang, pencegahan, dan di atas semua itu,
tindakan.
Fofo Presiden Malelis Umum PBB, Mogens Lykketoft
(tengah), bersama Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon (kiri) and
Tegegnework Gettu, Wakil Sekjen ketika membuka sidang Majelis Umum, hari
Selasa (15/9) di Markas Besar PBB di New York.
Written By AMUGI KIBA on Sabtu, 26 September 2015 | 20.53
Share this post :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar